Made with passion of writing, love of being productive, and a lot of free time

Tidak seperti bocah kebanyakan yang punya banyak teman di desa, tidak juga seperti anak orang kaya yang bisa mengikuti les mewah dan liburan bersama keluarga. Di sana hanya ada aku dan sebuah tv tabung tua hitam putih di tengah kesibukan orang rumah yang hanya tau bekerja hanya untuk sepiring nasi tempe kecap. Kalaupun pelampiasan bermain game harus disebut “candu” memang apa yang bisa dilakukan seorang bocah yang terkucilkan di sebuah kontrakan 30 meter persegi?
Orang bilang candu, tapi mungkin aku lebih menganggapnya sebagai pelampiasan. Bagaimanapun juga kehadiran game membuatku lebih bisa menerima perceraian orang tua yang penuh kesedihan dan aib di umur yang masih sangat belia. Sebuah memoar yang tidak ingin dimiliki siapapun di dunia ini, masa kecil yang tidak bahagia tersebut rasanya dapat diobati oleh sebuah permainan.